Monday, December 1, 2014

MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN



MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1.    Model Interaksi Sosial
Richard Anderson dalam Syaiful Sagala, mengajukan dua pendekatan dan model pembelajaran yaitu yang berorientasi kepada guru yang disebut teacher centered dan pendekatan yang berorientasi kepada siswa yang disebut student centered. Pendekatan pertama biasa disebut tipe otokratis karena pen-dekatannya satu arah yakni dari guru dan pendekatan kedua diseabut tipe demokaratis karena guru meberi peluang peserta didik mengajukan pertanyaan.
Metode belajar yang paling diutamakan dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, motode simulasi, bekerja kelompok, dan motede lain yang menunjang berkembangnya hubungan sosial peserta didik. Model interaksi sosial pada hakekatnya bertolak dari pemikiran pentingnya hubungan pribadi (interpersonal relationship) dan hubungan sosial atau hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Dalam konteks ini proses belajara pada hakekatnya adalah mengadakan hubungan sosial dalam pengertian peserta didik berinteraksi dengan peserta didik lain dan berinteraksi dengan kelompok-nya.
Langka yang ditempuh guru dalam model ini adalah:
a.    guru mengemu-kakan masalah dalam bentuk situasi sosial kepada para peserta didik.
b.    peserta didik dengn bimbingan guru menelusuri berbagai macam masalah yang terdapat dalam situasi tersebut.
c.    peserta didik diberi tughas atau permasala-han untu dipecahkan, dianalisis, dikerjakan yang berkenaan dengan situasi tersebut.
d.   dalam memecahkan masalah belajar tersebut peserta didik diminta untuk mendiskusikannya.
e.    peserta didik membuat kesimpulan dari hasil diskusinya dan
f.     membahas kembali hasil-hasil kegiatannya.
Model ini dapat dicontohkan antara lain adalah menggunakan motode sosiodrama atau bermain peran (role playing) keterlibatan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggi terutama dalam bentuk partisipasi dalam kelompoknya, partisipasi ini menggabarkan adanya interaksi sosial did antara sesama peserta didik dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu model ini boleh dikatakan berorientasi pada peserta didik dengan mengembangkan sikap demoktratis, artinya sesama mereka mampu saling menghargai, meskipun mereka memiliki perbedaan.
2.    Model Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari guru maupun lingkungan disekitarnya. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan.
Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Kemudian perlu diketahui bahwa dalam pembelajaran pemrosesan informasi  itu terdapat sembilan langkah yang harus diperhatikan oleh guru di dalam kelas, yaitu:
a.    Melakukan tindakan untuk menarik perhatian peserta didik.
b.    Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas.
c.    Merangsang peserta didik untuk memulai aktivitas pembelajaran.
d.   Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah dirancang.
e.    Memberikan bimbingan bagi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.
f.     Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran.
g.    Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan peserta didik.
h.    Melaksanakan penilaian proses dan hasil.
i.      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menjawab berdasarkan pengalamannya

Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingungannya.
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada pengembangan individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb.
Menurut teori Humanistik ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik terhadap perasaanya. Implikasi teori ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut;
a.    Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan.
b.    Tingkahlaku yang ada dapat dilaksanakan sekarang (learning to do).
c.    Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
d.   Sebagian besar tingkahlaku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
e.    Mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar bagi peserta didik adalah sangat penting.
f.     Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap.




4.    Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati.Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.
Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini , yaitu :
a.    Fase mesin pembelajaran (CAI dan CBI).
b.    Penggunaan media.
c.    Pengajaran berprograma (linear dan branching).
d.   Operant conditioning dan operant reinforcement.
Implementasi dari model modifikasi tingkah lakun ini adalah meningkatkan ketelitian pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar siswa . Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran individual terhadap pembelajaran klasikal.

0 comments:

Post a Comment