SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN
OLEH:
SEPTIAN
SUHARDIANSYAH
A1A1
13 076
PENDIDIKAN
EKONOMI KEAHLIAN AKUNTANSI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
·
Sistem, Sistem adalah suatu kegiatan yang telah
ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang. Dalam konteks SPM,
menurut Suadi (1995) maka sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing
saling menunjang-saling berhubungan maupun yang tidak- yang keseluruhannya
merupakan sebuah kesatuan.
·
Pengendalian, Menurut Hansen dan Mowen (1995)
pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik
berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika
kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
·
Manajemen, Manajemen adalah seni mencapai tujuan melalui
tangan orang lain. Pengertian manajemen yang lain adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi,
serta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan bekerja
bersama.
Suatu
sistem
yang digunakan oleh manajemen/pemilik perusahaan untuk menjamin bahwa organisasi
melaksanakan strateginya secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dalam proses perencanaan
stratejik.
Pengendalian
manajemen merupakan suatu istilah yang umum dan makin banyak digunakan dalam
berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Kadang-kadang digunakan untuk
pemeriksaan rutin intern, misalnya pada penyusunan kembali pembukuan. Biasanya
interprestasi yang lebih sempit ini ternyata merupakan salah satu kegiatan
daripada struktur pengendalian manajemen yang luas itu.
Ada
berbagai macam definisi mengenai Sistem Pengendalian Manajemen. Berikut ini akan
disajikan beberapa definisi tersebut:
Menurut
Arief Suadi, Ph.D.
Sistem
Pengendalian Manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa anak
sistem yang berkaitan, yaitu : pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan
dan pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam
sebuah perusahaan agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu
secara efektif dan efisien.
Menurut
Anthony, Dearden dan Bedford
Sistem
Pengendalian Manajemen adalah struktur dan proses yang sistematis serta
terorganisir yang digunakan manajemen di dalam pengendalian manajemennya.
Menurut Anthony dan Reece ( 1989:824 )
sistem pengendalian manajemen adalah nfluence
members of the organization to implement the organization. yang kurang lebih memiliki arti bahwa sistem
pengendalian manajemen memiliki fungsi pengendalian terhadap
aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi yang diupayakan agar sesuai dengan
strategi badan usaha untuk mencapai tujuannya.
Dari
definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengendalian manajemen
adalah semua usaha perusahaan yang mencakup metode, prosedur dan strategi
perusahaan yang mengacu pada efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan,
agar dipatuhinya kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan.
Sedangkan
Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan prosedur-prosedur yang saling
berkaitan dan disusun dengan skema yang utuh dan menyeluruh, untuk membantu
manajemen di dalam melakukan pengendaliannya. Dengan kata lain, sistem
pengendalian manajemen adalah sarana bagi pengendalian manajemen yang akan
menunjang pelaksanaan pengendalian di dalam perusahaan.
Di
atas telah disebutkan bahwa pengendalian manajemen adalah proses untuk
mempengaruhi orang lain dalam perusahaan agar secara efektif dan efisien
mencapai tujuan perusahaan. Penentuan tujuan perusahaan dan strategi untuk
mencapainya dilakukan dalam suatu proses yang dinamakan Perencanaan Strategis.
Perencanaan strategis adalah suatu proses untuk menentukan tujuan perusahaan,
dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena perencanaan strategis
tidak dapat lepas dari lingkungannya, maka perencanaan strategis dapat juga
dikatakan sebagai reaksi perusahaan terhadap lingkungan. Lingkungan perusahaan
adalah : karyawan, pemegang saham, pesaing, pelanggan, pemasok, lembaga
keuangan, pemerintah, dan masyarakat. Tujuan perusahaan merupakan arah yang
akan ditempuh perusahaan.
Pada saat perusahaan didirikan, perencanaan baru dapat dilakukan setelah tujuan dan strategi pencapaian tersebut ditentukan. Sebaliknya, setelah perusahaan berjalan, realisasi yang efektif dan efisien namun tidak mencapai tujuan perusahaan dapat menimbulkan evaluasi terhadap program, strategi atau tujuan perusahaan, dan hal ini dapat terjadi berulang kali.
Pada saat perusahaan didirikan, perencanaan baru dapat dilakukan setelah tujuan dan strategi pencapaian tersebut ditentukan. Sebaliknya, setelah perusahaan berjalan, realisasi yang efektif dan efisien namun tidak mencapai tujuan perusahaan dapat menimbulkan evaluasi terhadap program, strategi atau tujuan perusahaan, dan hal ini dapat terjadi berulang kali.
Selain
memerlukan pengendalian manajemen, untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan
pengendalian yang lain yaitu : pengendalian tugas”. Pengendalian tugas adalah :
proses untuk menjamin bahwa sebuah pekerjaan dilakukan dengan cara yang efektif
dan efisien. Efisiensi menunjukkan perbandingan antara keluaran (output) dengan
masukan (input) yang favourable. Sedangkan efektivitas menunjukkan perbandingan
antara keluarga dengan tujuan.
B. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian
Manajemen
1. Pelacak (detector) atau sensor-sebuah
perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang
sedang dikendalikan.
2. Penaksir (Selektor) uatu perangkat
yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan membandingkannya
dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
3. Effector-suatu perangkat (yang sering disebut "feedback")
yang mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan yang perlu
dipenuhi.
4. Jaringan komunikasi (Komunikator) perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan selektor dan antara selektor dan effector.
Unsur-unsur ini satu sama lain
saling berhubungan dan membentuk suatu proses kerja. Proses yang terjadi
berawal ketika detektor mencari informasi tentang aktivitas. Detektor ini dapat
berupa sistem informasi baik formal maupun informasi, yang menyediakan
informasi kepada pimpinan mengenai apa yang terjadi di dalam suatu aktivitas. Setelah
informasi diperoleh, aktivitas yang terekam didalamnya dibandingkan dengan
standar atau patokan berupa kriteria mengenai apa yang seharusnya dilaksanakan
dan seberapa jauh perlunya pembenaran. Proses perbaikan dilaksanakan oleh
efektor, sehingga penyimpanan-penyimpanan diubah agar kegiatan kembali
mengikuti kriteria yang telah ditetapkan. Begitulah proses pengendalian
manajemen, dinamis dan berkelanjutan.
C. Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi-Fungsi Manajemen Lainnya.
Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial
lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantung dan berinteraksi.
Pengorganisasian dan penyusunan personalia.
Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber
daya keuangan, phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara
dan menunjukan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas
paling tinggi.
Pengarahan, Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan.
Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor,
kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di
perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
Pengawasan, Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat,
sehingga sering d sebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan
adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan
bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan
setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara
positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
1. Perencanaan
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan
dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan
rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan
anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena
itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum
melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari
suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang
berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi
dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada modul ini berfokus pada
elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat
berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian
memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk
mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
2. Proses Perencanaan
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin,
atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang
memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para
manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana
mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan
manajemen dan semakin meningkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi,
dimana perencanaan itu mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada
keberhasilan organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan
hampir semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi
dari seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan
terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab
perencanaan yang tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi
atau kegiatan khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional
lebih menaruh perhatian pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan
lokal. Akan tetapi pada umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan
antara perencanaan jangka panjang maupun perencanaan jangka pendek. Karena itu
penting bagi para manejer untuk mengerti peranan perencanaan jangka pendek dan
jangka panjang dalam pola perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan
pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut:
a) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
b) Merumuskan keadaan saat ini.
c) Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan.
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
3. Alasan Perlunya Perencanaan
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat
program-program yang dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian
tujuan-tujuan di waktu yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan
pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, perencanaan organisasi
harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga manajemen tidak
hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif dalam
dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan:
1) untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2) untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah:
a) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
lingkungan.
b) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
c) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
d) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
e) memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi.
f) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
g) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
h) menghemat waktu, usaha, dan dana.
Beberapa kelemahan perencanaan adalah:
a) pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata.
b) perencanaan cenderung menunda kegiatan.
c) perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan
berinovasi.
d) kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap
masalah pada saat masalah tersebut terjadi.
e) ada beberapa rencana yang diikuti cara-cara yang tidak konsisten
4. Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi Lain
Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari
fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial
lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantung, dan berinteraksi.
Pengorganisasian (Organizing). Perencanaan menunjukkan
cara dan perkiraan bagaimana mengorganisasikan sumber daya-sumber daya
organisasi untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Pengarahan (directing). Perencanaan menentukan
kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk
mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling). Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan
erat. Pengawasan bertindak sebagai criteria penilaian pelaksanaan kerja
terhadap rencana.
Tampilan
di bawah ini menunjukkan perbedaan antara pengendalian manajemen, pengendalian
tugas dan formulasi strategi dengan memberikan contoh masing-masing.
Perumusan Strategi
|
Pengendalian Manajemen
|
Pengendalian tugas
|
Mengakuisisi
bisnis yang tak terkait
|
Memperkenalkan
produk atau merek baru dalam lini produk
|
Mengkoordinasi
pesanan yang masuk
|
Memasuki
bidang bisnis baru
|
Memperluas
pabrik
|
Menjadwalkan
produksi
|
Menambah
penjualan langsung melalui pos
|
Menentukan
anggaran untuk iklan
|
Memesan
iklan TV
|
Mengubah
rasio utang/modal
|
Menerbitkan
utang baru
|
Mengatur
arus kas
|
Menerapkan
kebijakan yang telah disepakati
|
Menerapkan
program rekrutmen minoritas
|
Memelihara
dokumen kepegawaian
|
Menyusun
kebijakan spekulasi persediaan
|
Memutuskan
tingkat persediaan
|
Memesan
ulang suatu barang
|
Memutuskan
lingkup dan arah riset
|
Mengendalikan
organisasi riset
|
Menjelaskan
proyek riset individual
|
Formulasi
strategi (FS), pengendalian manajemen (PM), dan pengendalian tugas (PT) adalah
tiga sistem yang secara simultan berguna untuk mejalankan fungsi
perencanaan dan pengendalian pada perusahaan.
Ketiga sistem ini memiliki kesamaan karena menjalankan fungsi yang sama. Namun,
ketiga sistem ini juga memiliki perbedaan pada prinsip-prinsip penerapannya.
Kesalahan yang serius akan terjadi jika prinsip pada suatu sistem digeneralisasikan
pada sistem lainnya.
Secara
urutan aktifitas, ketiga sistem tersebut dapat diurutkan sebagai berikut:
Perbedaan antara PM dan FS
1. Kesistematisan
Pada dasarnya, FS
tidaklah sistematis karena penilaian dan angka yang digunakan
merupakan estimasi kasar. Selain itu, FS juga dipengaruhi oleh ancaman,
kesempatan, dan gagasan baru yang waktunya tidak dapat ditentukan.
Sedangkan PM lebih sistematis dibandingkan FS karena mempunyai serangkaian
aktivitas yang merupakan langkah-langkah yang terjadi dalam urutan yang dapat
diprediksikan sesuai dengan jadwal tetap dengan estimasi yang dapat diandalkan.
2. Partisipan
Biasanya, proses FS melibatkan
hanya sedikit orang yaitu
manajemen senior, staf pusat, dan penggagas. Sedangkan proses PM melibatkan lmanajer dan stafnya pada setiap tingkatan organisasi agar PM tersebut
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Perbedaan antara PM dan PT
Perbedaan antara PM dan PT
1. Kesistematisan
Pada dasarnya, PT sangatlah
sistematis karena proses yang
dikendalikan sangatlah teknikal. Contohnya adalah mengkoordinasi pesanan yang
masuk, memesan suatu material, dan menjadwalkan produksi. Dalam proses seperti
ini, keterlibatan manusia
sangatlah minim. Sedangkan, PM kurang sistematis dibandingkan PT karena prosesnya melibatkan perilaku
para manajer. Hal ini menunjukkan adanya
keterlibatan manusia yang banyak dalam
proses PM.
2. Fokus
Fokus PT terletak
pada tugas-tugas spesisfik yang tidak memerlukan banyak pertimbangan untuk melaksanakannya. Sedangkan, fokus PM terletak
pada pembuatan keputusan yang memerlukan
banyak pertimbangan untuk
melaksanakannya.
Contoh Aktivitas
Formulasi Strategi:
1. Keputusan untuk
mengakuisisi bisnis yang tak terkait
2. Keputusan untuk
memasuki bidang bisnis baru
3. Keputusan untuk
menambah penjualan langsung melalui pengiriman
4. Keputusan untuk
mengubah rasio utang terhadap modal
5. Menerapkan
kebijakan yang telah disepakati
6. Menyusun
kebijakan spekulasi persediaan
7. Memutuskan
lingkup dan arah riset dan pengembangan
Contoh Aktivitas
Pengendalian Manajemen:
1. Keputusan utnuk
memperkenalkan produk atau merek baru dalam lini produk
2. Keputusan untuk
memperluas pabrik
3. Penentuan
anggaran untuk iklan
4. Keputusan untuk
menerbitkan utang baru
5. Keputusan untuk
menerapkan rekrutmen minoritas
6. Keputusan
tentang tingkat persediaan
7. Mengendalikan
unit organisasi riset
Contoh Aktivitas
Pengendalian Tugas:
1. Mengkoordinasi
pesanan yang masuk
2. Menjadwalkan
produksi
3. Memesan iklan di
media
4. Mengatur kas
keluar dan masuk
5. Mengelola
dokumen kepegawaian
6. Memesan ulang
suatu material
7. Menjalankan
proyek riset individual (Dapat dilihat bahwa contoh 1-6 dapat diotomatisasi
menggunakan perangkat lunak enterprise
resource planning)