A. Pengertian Administrasi Kurikulum
a.
Administrasi
Kata “administrasi” berasal dari
bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti
yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”.
Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti
“melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”.
Administrasi terdiri dari dua pengertian, yaitu administrasi dalam arti
sempit dan administrasi dalam arti luas.
Administrasi dalam arti sempit yaitu kegiatan yang meliputi catat-mencatat,
surat-menyurat, ketik-mengetik, dan lain-lain yang berhubungan dengan
ketatausahaan. Sedangkan administrasi dalam arti luas adalah sebagai suatu
kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua
kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.
Menurut Dr.S.P.Siagian, administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu
untuk mencapai suatu tujuan yang di tentukan sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah rangkaian kegiatan atau
proses yang di lakukan oleh sekelompok orang yang berlangsung dalam suatu
bentuk kerja sama di maksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah di
tetapkan.
b.
Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya pelari, dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum
berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung
pengertian suatu jarak yang harus di tempuh oleh pelari dari garis srart sampai
garis finish.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa di ungkapkan dengan manhaj yang
berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang
kehidupan manusia. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam
Qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan
oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Secara Terminologi, para ahli telah banyak mendefinisikan kurikulum
diantaranya:
·
Crow and crow mendefinisikan bahwa kurikulum adalah rancangan
pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk
menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.
·
M.Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan
pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem
institusional pendidikan.
·
Zakiah Daratjat memandang kurikulum sebagai suatu
program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk
mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
·
Dr. Addamardasyi Sarhan dan Dr.Munir Kamil yang
disitir oleh Al-Syaibani, bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman
pendidikan, kebudayaan, social, olahraga, dan kesenian yang di sediakan oleh
sekolah bagi murid-muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolong
untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka
sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Jadi
dapat di simpulkan kurikulum adalah sebagai sebuah dokumen perencanaan yang
berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar
yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi
yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta
implementasi dari dokumen yang di rancang dalam bentuk nyata. Dengan demikian,
pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta
evaluasi dokumen yang telah disusun.
B. Administrasi Kurikulum
Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan
dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
continue terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi
membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah
menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Karena pada
dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah
terletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada
hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah atau
lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM.
C. Fungsi Administrasi Kurikulum
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan administrasi kurikulum
agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih
efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar,
pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari
administrasi kurikulum di antaranya sebagai berikut:
1)
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya
kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan
melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
2)
Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada
siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai
peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas dalam
mencapai tujuan kurikulum.
3)
Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik,
kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil
yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4)
Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang
profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru
maupun aktivitas siswa dalam belajar.
5)
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar
mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi
antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat
dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembalajaran yang efektifdan efisien karena adanya dukungan
kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
6)
Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu
mengembangkan kurikulum, kurikulum yang di kelola secara professional akan
melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar
perlu di sesuaikan dengan cirri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.
D. Komponen Kurikulum
Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini berarti bahwa sebagai alat
pendidikan, kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat
mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang
saling berkaitan , berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan.
Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaiti:
1.
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu.
Dengan lebih tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk dengan
kurikulum tersebut.
2.
Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi,
data-data, aktifitas-aktifitas dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk
kurikulum itu. Bagian inilah yang disebut mata pelajaran.
3.
Metode dan cara-cara mengajar yang di pakai oleh
guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka kea rah yang
dikahendaki oleh kurikulum.
4.
Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam
mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan
kurikulum tersebut.
E. Kegiatan-kegiatan Administrasi atau Manajemen
Kurikulum
Kegiatan manajemen dititikberatkan pada usaha-usaha pembinaan situasi
belajar-mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya.
Kegiatan manajemen kurikulum yang terpenting disini dapat disebutkan dua
hal yaitu:
a.
Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru kegiatan
ini meliputi:
ü Pembagian
tugas mengajar
ü Pembagian
tugas/tanggung jawab dalam membina ekstrakulikuler
ü Koordinasi
penyusunan persiapan mengajar
b.
Kegiatan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan
belajar-mengajar kegiatan ini meliputi:
ü Penyusunan
jadwal pelajaran
ü Penyusunan
program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu (catur wulan, semesteran,
tahunan)
ü Pengisian
daftar kemajuan murid
ü Penyelenggaraan
evaluasi hasil belajar
ü Laporan
hasil evaluasi
ü Kegiatan
bimbingan penyuluhan
F. Pelaksanaan Kurikulum
Sebagai salah satu batasan pengertian yang di maksud dengan pelaksanaan
kurikulum adalah pelaksanaan mengajar mengajar di kelas merupakan inti dari
kegiatan pendidikan di sekolah. Dalam pelaksanaan mengajar di kelas, guru
menyempatkan perhatian hanya pada interaksi proses belajar mengajar. Namun
demikian, fisik, ruangan dan aktivitas kelas tidak luput dari perhatiannya,
justru sudah di mulai semenjak memasuki ruangan belajar. Oleh karena itu,
selama guru berada dalam kelas terbagi menjadi tiga tahap yaitu, tahap
persiapan, pelaksanaan pelajaran, dan tahap penutupan.
1.
Persiapan
Yang
dimaksud dengan tahap persiapan adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
sebelum memulai mengajar, yang di kerjakan antara lain:
·
Mengucapkan “Selamat pagi” dan meletakkan alat-alat
mengajar di meja
·
Memperhatikan kondisi di sekeliling kelas apakah ada
kondisi yang mengganggu prose belajar-mengajar, misalnya jendela belum di buka,
papan tulis yang belum di bersihkan, terdapat gambar miring, kapur tulis
berantakan dan lain sebagainya.
·
Melakukan absensi
·
Memeriksa apakah siswa sudah siap dengan catatan dan
sudah tidak ada lagi barang-barang atau buku lain yang di pegang siswa.
2.
Pelaksanaan Pelajaran
Yang di maksud dengan pelaksanaan pelajaran adalah kegiatan mengajar
sesungguhnya yang dilakukan oleh gurudan sudah ada interaksi langsung dengan
siswa mengenai pokok bahasan yang diajarkan. Pelaksanaan pelajaran terbagi
menjadi tiga tahapan kegiatan yaitu:
a.
Pendahuluan: yaitu mulai mengajar dengan mengarahkan
perhatian untuk masuk ke pokok bahasan, misalnya dengan memberikan apersepsi
atau mengajukan pertanyaan yang harus dijawab siswa atau menyuruh siswa untuk
bercerita tentang bahan yang akan di terangkan dan lain sebagainya.
b.
Pelajaran inti adalah interaksi belajar mengajar yang
terjadi di mana selama guru dan siswa membahas pokok bahasan yang menjadi acara
pada jam itu.
c.
Evaluasi yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru
setelah selesai pembahasan pelajaran inti. Penutupan ini dapat dilakukan dengan:
membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan, memberikan evaluasi formatif,
memberikan tugas rumah dan sebagainya.
d.
Penutupan
Yang di maksud dengan penutupan adalah kegiatan yang terjadi di kelas setelah guru selesai melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi tanggung jawabnya untuk pertemuan itu. Penutupan pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan “selamat pulang” dan lain sebagainya.
Yang di maksud dengan penutupan adalah kegiatan yang terjadi di kelas setelah guru selesai melaksanakan tugas mengajarkan materi yang manjadi tanggung jawabnya untuk pertemuan itu. Penutupan pelajaran dilakukan dengan menghapus papan tulis, pesan dan kesan, ucapan “selamat pulang” dan lain sebagainya.
Kegiatan
manajemen kurikulum yang dilaksanakan oleh guru pada waktu pelaksanaan pelajaran
ada dua yaitu:
·
Pengisian Buku Kemajuan Siswa
Buku
kemajuan siswa atau sering juga disebut buku kelas adalah buku yang digunakan
untuk mencatat kemajuan pelaksanaan pelajaran. Buku ini bisa diletakkan dimeja
guru dan diisi oleh guru atau siapa yang di tunjuk tentang hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pelajaran.
·
Pengisian Buku Bimbingan Belajar
Buku
bimbingan belajar ini diisi oleh guru pada waktu sedang mengajar, yang di catat
adalah hal-hal mengenai kesulitan perseorangan atau kelompok maupun klasikal
serta pemecahan yang telah dicobakan. Catatan ini penting sekali untuk
memperbaiki cara mengajar untuk masa yang akan datang apalagi untuk kasus yang
serupa.
Sebagus
apupun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki keberhasilannya sangat
tergantung pada guru. Kurikulum yang sederhanapun apabila gurunya memiliki
kemampuan, semangat dan dedikasi yang tunggi hasil nya akan lebih baik
dari desain kurikulum yang hebat tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi
gurunya rendah.
Sukmadinata
(2007:219) menegaskan beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap guru
dalam pelaksanaan kurikulum antara lain:
1.
Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai
dalam kurikulum.
2.
Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum
tersebut menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik, dan
3.
Kemampuan untuk menterjemahkan tujuan-tujuan khusus
kepada kegiatan pembelajaran.
Di samping
itu, menurut Asnawir (2004:224) seorang guru juga harus memiliki sepuluh
kompetensi dalam mengajar, yaitu:
1.
Menguasai bahan
2.
Mengelola program belajar-mengajar
3.
Mengelola kelas
4.
Menggunakan media atau sumber belajar
5.
Menguasai landasan pendidikan
6.
Mengelole interaksi belajar-mengajar
7.
Menilai prestasi belajar mengajar
8.
Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan konseling
9.
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10.
Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna
keperluan pengajaran
Dengan
demikian para guru harus mampu menguasai materi pelajaran, pengetahuan cara
mengajar dan pengetahuan tentang tingkah laku individu. Selain itu guru harus
mampu menghargai profesinya serta harus terampil dalam berprilaku.
G. Landasan Perencanaan Kurikukum
Perencanaan kurikulum pendidikan harus mengasimilasi dan mengorganisasi
informasi dan data secara intensif yang berhubungan dengan pengembangan program
lembaga atau sekolah. Informasi dan data yang menjadi area utama adalah sebagai
berikut.
a.
Kekuatan Sosial
Perubahan sistem pendidikan di Indonesia sangatlah dinamis. Pendidikan kita
menggunakan sistem terbuka sehingga harus selalu menyesuaikan dengan perubahan
dan dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik itu sistem politik,
ekonomi, social, dan kebudayaan. Proses pendidikan merupakan sebuah perjalanan
sejarah di dalam suatu Negara yang selalu menerapkan mekanisme adaptasi
untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Kekuatan yang lain pada satuan
pendidikan dan perencanaan kurikulum adalah perubahan nilai struktur dari
masyarakat itu sendiri.
b.
Perlakuan Pengetahuan
Perencana dan pengembangan kurikulum, umumnya bereaksi terhadap keberadaan
data dan informasi yang berhubungan dengan pembelajaran. Di sekolah tradisional
biasanya struktur informasi lebih dari informasi itu sendiri. Pertimbangan
lainnya untuk perencana kurikulum yang berhubungan dengan perlakuan pengetahuan
adalah di mana individu belajar aktif untuk mengumpulkan dan mengolah
informasi, mencari fakta dan data, berusaha belajar tentang sikap, emosi,
perasaan terhadap pembelajaran, proses informasi, memanipulasi, menyimpan, dan
mengambil kembali informasi tersebut untuk di kembangkan dan digunakan dalam
kegiatan merancang kurikulum yang di sesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.
c.
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Landasan ketiga dalam perencanaan kurikulum adalah informasi yang
berhubungan dengan perkembangan manusia. Data-data ini penting seperti kegiatan
sekolah yang selalu menyediakan untuk pengembangan program sekolah baru, lebih
awal anak belajar pendidikan khusus, pendidikan alternative, dan
pendidikan akselerasi. Umumnya penting untuk dipahami tentang pola-pola dari pertumbuhan
dan perkembangan karena para guru di tuntut untuk merencanakan kurikulum atau
program pembelajaran yang berkenaan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
Kontribusi untuk memahami perkembangan manusia telah menyeluruh di dunia ini
sebagai informasi tentang perkembangan manusia yang diakumulasikan ke sekolah.
Pemikiran ini timbul sebagai usaha untuk mengorganisasi informasi dan data.
Interpretasi tentang pengetahuan perkembangan dasar manusia untuk
membedakan dalam teori pembelajaran yang di kemukakan oleh perencana
kurikulum.
H. Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam Administrasi
Kurikulum
Tugas dan peran kepala sekolah yang berkenaan dengan administrasi kurikulum
di antaranya sebagai berikut:
1.
Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai
tingkatan perencanaan
2.
Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai
dengan kebutuhan
3.
Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan
sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal
4.
Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah
menuju organisasi pembelajar yang efektif
5.
Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang
kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik
6.
Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan
sumber daya manusia secara optimal
7.
Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam
rangka pendayagunaan secara optimal
8.
Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat
dalam rangka pendirian dukungan ide, sumber belajar, dan pembinaan
sekolah/madrasah
9.
Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan
peserta didik baru serta penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik
10.
Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional
11.
Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
12.
Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam
mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah
13.
Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah
14.
Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam
mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan
15.
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
kepentingan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah
Melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan
sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjut.