PENGANTAR PENDIDIKAN
sejarah keluarga
O L E H :
SEPTIAN
SUHARDIANSYAH
A1A1 13076
PENDIDIKAN EKONOMI KEAHLIAN
AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Istilah
keluarga sudah tidak asing lagi kita dengar, karena pada dasarnya keluarga
merupakan unit terkecil yang menjadi faktor utama dalam pembentukkan karakter
dan prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Sejarah keluarga pada
dasarnya sudah ada sejak zaman manusia pertama yang di ciptakan di bumi yakni
pada masa diturunkannya Nabi Adam as dan Hawa di bumi. Mengapa? Karena Adam dan
Hawa sudah membentuk sebuah unit terkecil dalam masyarakat yakni keluarga yang
didalamnya terdiri dari individu yang di atur oleh seorang kepala keluarga
(suami) dan di ikuti oleh semua anggotanya dan mereka semua tinggal dalam satu
tempat yang sama serta saling komunikasi dan saling ketergantungan. Untuk itu
dalam makalah ini akan di bahas lebih lanjut tentang keluarga dan sistem-sistem
yang di atur dalam keluarga.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian keluarga, dan apa saja yang terkait dengan itu?
2. Apa
fungsi dan peranan keluarga dalam kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana
bentuk-bentuk keluarga?
4. Mengapa
pendidikan dalam keluarga perlu diterapkan dalam menunjang berhasilnya sistem
dalam keluarga?
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH KELUARGA
A.
Pengertian
Keluarga dan Fungsi Keluarga
Istilah
keluarga sudah tidak asing lagi kita dengar, karena pada dasarnya keluarga
merupakan unit terkecil yang menjadi faktor utama dalam pembentukkan karakter
dan prilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Sejarah keluarga pada
dasarnya sudah ada sejak zaman manusia pertama yang diciptakan di bumi yakni
pada masa di turunkannya Nabi Adam as dan Hawa di bumi. Mengapa? Karena Adam
dan Hawa sudah membentuk sebuah unit terkecildalam masyarakat yakni keluarga
yang di dalamnya terdiri dari individu yang di atur oleh seorang kepala
keluarga (suami)dan di ikuti oleh semua anggotanya dan mereka semua tinggal
dalam satu tempat yang sama serta saling komunikasi dan saling ketergantungan.
Dalam
sebuah keluarga terdapat dua atau lebih pribadi yang tergabung karena hubungan
darah, perkawinan, ataupun adopsi (pengangkatan). Dan setiap anggota memiliki
peran masing-masing dalam keluarga untuk menciptakan dan mempertahankan
kebudayaan yang ada.
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan
manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil
dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya,
tinggal bersama dalam suatu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga
dan makan dalam satu periuk. Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa
sumber, yaitu :
1.) Keluarga
adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta social dari tiap anggota keluarga
( Duvall dan Logan, 1080).
2.) Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya ( Bailon dan Maglaya,
1978).
3.) Keluarga
merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu tempat, di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
1988).
Peranan
keluarga adalah menggambar seperangkat prilaku antar pribadi, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan pribadi dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga di dasari oleh oleh harapan
dan pola prilaku dalam keluarga, kelompok, dan masyarakat. Suatu
keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terdiri
dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
2. Anggota
suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan membentuk satu
rumah tangga.
3. Memiliki
satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi yang
memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, serta anak dan saudara.
4. Mempertahankan
suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang
lebih luas.
Terdapat
5 (lima) fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat yaitu :
a. Fungsi
Biologis, yaitu :
1. Untuk
meneruskan keturunan.
2. Memelihara
dan membesarkan anak.
3. Memberikan
makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi.
4. Merawat
dan melindungi kesehatan para anggotanya.
5. Member
kesempatan untuk bekreasi.
b. Fungsi
Psikologis, yaitu :
1. Identitas
keluarga serta rasa aman dan kasih saying.
2. Pendewasaan
kepribadian bagi anggotanya.
3. Perlindungan
secara psikologis.
4. Mengadakan
hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat.
c. Fungsi
Sosial Budaya atau Sosiologi, yaitu :
1. Meneruskan
nilai-nilai budaya setiap budaya.
2. Sosialisasi.
3. Pembentukkan
norma-norma tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta perkembangan
kehidupan keluarga.
d. Fungsi
Sosial
e. Fungsi
Pendidikan yaitu :
1. Penanaman
keterampilan tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan fungsi-fungsi lain.
B. Bentuk-bentuk Keluarga
Keluarga
di bagi menjadi beberapa bentuk yaitu :
1. Berdasarkan
garis keturunan yaitu :
a. Patri
Linear adalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu di susun berdasarkan jalur ayah.
b. Matri
Linear adalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur garis keturunan ibu.
2. Berdasarkan
garis perkawinan yaitu :
a. Monogami
adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan seorang istri.
b. Poligami
adalah keluarga dimana terdapat seorang
suami dengan lebih dari satu istri.
3. Berdasarkan
pemukiman yaitu :
a. Patrilokal
adalah sepasang suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan saudara atau
keluarga suami.
b. Matrilokal.
c. Neolokal
adalah pasangan suami istri tinggal jauh dengan keluarga suami atau istri.
4. Berdasarkan
jenis anggota keluarga yaitu :
a.
Keluarga inti (Nuclear
Family) yang terdiri dari ayah ibu, anak-anaknya.
b.
Keluarga besar
(Extended Family).
c.
Keluarga duda atau
janda (Single Family).
d.
Keluarga berkomposisi
(Composite Family).
e.
Keluarga Kabitas
(Cahabition Family).
5. Berdasarkan
kekuasaan yaitu :
a.
Patriakal adalah
keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
b.
Matriakal adalah
keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak lain.
c.
Equalitarium adalah
keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.
C.
Pendidikan
dalam Keluarga
Pendidikan dalam Keluarga adalah tanggungjawab orang tua,
dengan peran Ibu lebih banyak. Karena Ayah biasanya pergi bekerja dan kurang
ada di rumah, maka hubungan Ibu dan anak lebih menonjol. Meskipun peran Ayah juga
amat penting, terutama sebagai tauladan dan pemberi pedoman. Kalau anak sudah
mendekat dewasa peran Ayah sebagai penasehat juga penting, karena dapat
memberikan aspek berbeda dari yang diberikan Ibu. Oleh karena hubungan Ayah dan
anak terbatas waktunya, terutama di hari kerja, maka Ayah harus mengusahakan
agar pada hari libur memberikan waktu lebih banyak untuk bersama dengan anak-anaknya.
Jika penghasilan keluarga tergantung pada penghasilan
Ayah yang kurang memadai untuk kehidupan keluarga dapat menimbulkan persoalan
pendidikan yang tidak sedikit. Ada pendapat berbeda tentang pendidikan dalam
keluarga, yaitu tentang pemberian kebebasan kepada anak. Ada yang berpendapat
bahwa sebaiknya sejak permulaan diberikan kebebasan maksimal kepada anak. Dalam
hal ini faktor pendidikan kepada anak sudah berakhir sebelum anak itu dewasa.
Dalam kenyataan terbukti bahwa keluarga yang menerapkan pendidikan keluarga
dapat menghasilkan pribadi-pribadi anak yang menjadi baik. Pendidikan dalam
Keluarga dapat memberikan pengaruh besar terhadap karakter anak. Sebab itu
kunci utama untuk menjadikan pribadi anak menjadi baik yang terutama terletak
dalam pendidikan dalam keluarga.
Dan karakter yang ditumbuhkan adalah faktor yang amat
penting dalam kepribadian anak, karena banyak mempengaruhi prestasi dalam
berbagai bidang. Ilmu pengetahuan dan kemampuan teknik adalah penting untuk
pencapaian keberhasilan, tetapi tidak akan mampu mencapai hasil maksimal kalau
tidak disertai karakter. Hal itu terutama karena pada waktu ini faktor karakter
kurang menjadi perhatian dalam penyelenggaraan pendidikan. Ini semua harus
menjadi salah satu hasil penting usaha pendidikan, baik pendidikan dalam
keluarga, pendidikan sekolah maupun pendidikan dalam masyarakat. Akan tetapi
karena pendidikan pada anak paling dulu dilmulai dalam pendidikan dalam
keluarga, maka pendidikan dalam keluarga yang seharusnya memberikan dasar yang
kemudian diperkuat dan dilengkapi dalam pendidikan sekolah dan pendidikan dalam
masyarakat.
Akhirnya memang tergantung pada para orang tua sendiri
apakah pedoman itu dilaksanakan atau tidak. Akan tetapi karena secara alamiah
orang tua ingin anaknya menjadi baik dan sukses, maka banyak kemungkinan orang
tua akan berusaha menerapkan pedoman itu dalam hidup mereka.
Namun, tidak jarang saat ini kita di pertontonkan dengan banyak
kasus yang tidak mencerminkan pentingnya sistem dalam keluarga, khususnya yang
membahas tentang peranan ke dua orang dalam mendidik anak-anaknya. Salah satu
contohnya adalah kasus kecelakaan maut
yang menimpa Abdul Qadir Jaelani alias Dul (13 tahun), putra bungsu musisi
Ahmad Dhani dan Maia Estianti, yang dinilai psikolog Kasandra Putranto
merupakan cermin pentingnya penerapan sistem dalam keluarga.
Pada kasus Dul, terlepas
dari latar belakang keluarganya yang mengalami perceraian, penerapan sistem
keluarga mungkin belum berjalan dengan baik. Alhasil, di usia yang masih sangat
belia, Dul dapat mengemudikan kendaraan di malam hari tanpa pengawasan orang
tua, yang pada akhirnya memicu terjadinya kecelakaan maut yang menewaskan enam
orang. Menurut Kasandra Putranto, sistem dalam keluarga seyogyanya akan
mengajarkan anak untuk hormat dan patuh terhadap peraturan yang ada sebab, sistem
dalam keluarga jugalah yang pertama mengajari anak bertanggung jawab. Nilai-nilai
baik di dalam keluarga pun akan diterapkan seorang anak dalam kehidupan
bermasyarakat hingga ia tumbuh dewasa. Keluarga pula, yang pertama kali
mengajarkan keluarga dan tanggung jawab berjalan seimbang. Sehingga, seharusnya
kita semua mesti paham bahwa memiliki
kendaraan bermotor berarti siap menerima tanggung jawab yang ada, tidak hanya
hati-hati tapi juga cermat. Oleh karena itulah, memiliki kendaraan bermotor
tidak sesuai bila belum dewasa.
Di Indonesia, yaitu di Negara
kita sendiri fenomena anak usia 13 tahun mengemudi dan memiliki kendaraan
bermotor, kini sudah dianggap hal biasa. Kondisi ini timbul akibat sistem hukum
yang tidak tegas dan masyarakat yang belum menyadari sepenuhnya akan pentingnya
keamanan dan keselamatan anak di bawah umur. Kondisi ini sangat berbeda dengan
beberapa negara yang menerapkan hukum ketat terkait kepemilikan dan izin
mengendarai kendaraan bermotor. Negara Eropa misalnya, tidak mengizinkan remaja
di bawah 16 tahun memiliki SIM atau kendaraan bermotor.
Negara-negara Eropa juga tidak
menerapkan pidana atau kurungan apabila melanggar. Sanksi sosial lebih banyak
ditekankan sebagai bentuk hukuman. Oleh karena itu, para pelanggar harus
mengakui kesalahan yang dilakukan dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Dengan
demikian kamipun mengharapkan, bentuk sanksi seperti ini juga dapat diterapkan
di Indonesia serta perlu adanya perbaikan terhadap sistem yang ada dalam
keluarga.
Berdasarkan pengertian,
peranan, dan fungsi keluarga yang kita ketahui, maka sebuah keluarga saling
ketergantungan dengan keluarga yang lain dalam hidup bermasyarakat. Dalam
perkembangannya sejarah keluarga memiliki perkembangan yang cukup pesat. Oleh
karena itu, perlu adanya pengetahuan tentang sejarah keluarga khususnya di
Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keluarga
merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sebab keluarga merupakan pendorong,
penyemangat, serta pemberi support dan pemberi motivasi kepada kita semua untuk
menjalani hidup ini agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik selalu
dalam senang atau susah. Keluarga yang tangguh, akan membuat Indonesia menjadi
bangsa yang tangguh, dan kemudian menjadikan Indonesia sebagai negara yang
tangguh. Dengan demikian sangat diperlukan adanya sistem dalam keluarga yang
dapat memberikan cerminan kepada setiap anggota keluarga tentang tata cara yang
baik untuk dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.
Cisco.com/ Pendidikan dalam Keluarga/learning.
http://wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_Sistem dalam Keluarga.
0 comments:
Post a Comment