BUDI PEKERTI DAN ETIKA
Tentang
“Problematika peradaban bagi
kehidupan Manusia karena kemajuan IPTEK”
Oleh :
NAMA: SEPTIAN SUHARDIANSYAH
NIM: A1A1 13 076
PENDIDIKAN EKONOMI KEAHLIAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR
Dengan
Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, salawat dan salam pada junjungan
Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan petunjuk-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah mata kuliah umum Ilmu sosial dan dasar budaya
yang berjudul “Problematika peradaban bagi kehidupan Manusia”
Berbagai
bantuan baik moril maupun materil telah penulis terima dari berbagai pihak
dalam penulisan makalah ini, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan, bimbingan dan
bantuan yang sangat berarti selama penulisan makalah ini hingga dapat
diselesaikan. Izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan
kepada :
1.
Bpk Zulasri selaku Dosen Pembina
mata kuliah umum Ilmu sosial dan dasar budaya
yang telah memberikan ilmu pengetahuan,bimbingan, dorongan, motivasi
serta petunjuk yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan makalah
ini
2.
Rekan-rekan Mahasisiwa/i UNP yang
telah berbagi pendapat,referensi dalam hal ini.
Akhir
kata, penulis memohon maaf jika ada penulisan yang salah karena penulis adalah
manusia yang masih belajar.
Padang,Februari 2012
Penulis
Daftar
Isi
Kata
Pengantar......................................................................................... 2
Daftar
Isi.................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan..................................................................................... 4
Latar Belakang
................................................................................. 5
Rumusan Masalah............................................................................ 5
Tujuan.............................................................................................. 5
Bab II Pembahasan
Kemajuan Media Komunikasi Bagi Adab
dan Peradaban Manusia
………………….. 5
Kemajuan
IPTEK Bagi Adab dan Peradaban Manusia………………………………. 6
Pertumbuhan dan Perkembangan Demografi
Terhadap Adab dan Peradaban Manusia..7
Bab III Penutup
Kesimpulan........................................................................................ 14
Saran................................................................................................... 14
Daftar Pustaka.............................................................................................. 15
Bab I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur
kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah
perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin
dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada
masyarakatnya. Kebudayaan bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami
perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya
globalisasi.
Globalisasi adalah suatu fenomena
khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses
globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baruyang harus
dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar.
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat
dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial.
Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam
kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak
mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita.
Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan
nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran
hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika
dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi, masyarakat bisa
menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari
berbagai belahan bumi. Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli
Indonesia.
Problematika peradaban yang penting
lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu
disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh globalisasi.
Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini
sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya
dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi
dan Minang dalam percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do, dan
lain-lain). Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
b.
Rumusan Masalah
Mengamati dan mengkritisi dinamika
peradaban global serta problematikanya pada kehidupan manusia
c.
Tujuan
Mengetahui
permasalahan evolusi peradaban manusia yang menghasilkan masalah yang
fatal dan bisa mengatasinya
Bab II PEMBAHASAN
I. Kemajuan Media Komunikasi Bagi
Adab dan Peradaban Manusia
Muncul
dan berkembangnya media baru dalam dunia komunikasi membawa dampak besar bagi
kehidupan manusia di seluruh dunia. Para ahli pun mengemukakan berbagai teori
yang dapat mengakomodasi dan menjelaskan dampak yang terjadi akibat
perkembangan media baru tersebut.
Teori Uses and Gratification
telah mencoba menjelaskan penggunaan media elektronik bagi komunikasi
interpersonal. Sejumlah studi yang sama dicoba untuk diterapkan pada skala
organisasi, di mana jaringan komputer digunakan sebagai jaringan komunikasi
elektronik, yang kemudian disebut sebagai computer mediated communication. Dalam
studi ini disertakan pula alat-alat baik yang berhubungan langsung maupun tidak
berhubungan secara langsung dengan komputer.
Sebuah hal terpenting yang
diperhatikan di sini adalah konsep kehadiran (presence), di mana sesuatu
yang maya dirasakan seolah sebagai objek yang benar/nyata adanya. Sedangkan social
presence di sini diartikan sebagai pengalaman yang dirasakan oleh seseorang
melalui isyarat atau tanda-tanda yang ada pada berbagai media komunikasi.
Email
dikatakan memiliki tingkat “presensi” yang rendah, karena hanya digunakan untuk
bertukat informasi searah, feedback dari penerima email tidak langsung
diberikan saat itu juga atau sering ditunda. Sedangkan videoconferences
dikatakan memiliki tingkat presensi sosial yang tinggi, karena proses
komunikasi berlangsung dua arah, dan kedua komunikator mampu merasakan
kehadiran komunikator yang lain dengan melihat mimik wajah, gesture,
notasi suara, dsb.
Dampak Media Komputer
Selama ini, penyebaran internet
telah mengubah perhatian masyarakat terhadap pengaruh media baru. Salah satunya
mengubah persepsi masyarakat tentang media-media baru. Lahirlah beberapa studi
yang meneliti mengenai dampak penggunaan media baru ini, hingga pada akhirnya disimpulkan
beberapa dampak yang dibawa oleh kemajuan teknologi komunikasi.
o Perilaku
Antisosial (Antisocial Behavior)
Perkembangan komunikasi bermediakan
komputer berjalan seiring dengan tumbuh suburnya nilai-nilai menyimpang yang
dihasilkan oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Sejauh ini, para ilmuwan
menyimpulkan bahwa kekerasan pada games di komputer memiliki pengaruh
yang sama kuatnya dengan tayangan kekerasan di televisi. Bahkan studi tertentu
mengatakan bahwa video games mempunyai kemampuan lebih kuat untuk
mempengaruhi anak-anak jika dibandingkan dengan tayangan TV atau tindakan
kekerasan yang sebenarnya disaksikan oleh anak-anak.
Selain itu, pornografi yang marak di
internet juga ikut meracuni otak anak-anak. Pelakunya dengan sengaja
memberi link dari situs-situs yang biasanya dikunjungi oleh anak-anak ke
situs-situs yang seharusnya tak pantas dikunjungi anak-anak dibawah umur.
Sedangkan pada orang dewasa, pornografi tidak menunjukkan hasil penyimpangan
yang signifikan seperti pada anak-anak apabila dilihat dari sisi agresivitas
dan perilakunya.
o Kecemasan Berlebih
Terhadap Komputer (Computer Anxiety)
Hal ini biasa disebut sebagai cyberphobia
atau computerphobia, yakni rasa takut, cemas, khawatir pada saat
menggunakan komputer. Biasanya ditunjukkan dengan gejala-gejala mual, pusing,
dan keringat dingin pada saat menggunakan komputer. Si pengguna biasanya merasa
takut untuk menggunakan komputer atau alat-alat canggih lain karena takut salah
menekan tombol, takut terjadi hal-hal yang tidak dinginkan jika salah
mengoperasikan suatu alat, dsb.
Hal ini sering terjadi pada
orang-orang yang umumnya tidak memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang
alat tertentu, atau pada orang-orang yang kemampuan perhitungannya kurang baik.
Orang-orang semacam ini akan
menggunakan komputer dengan porsi sesedikit mungkin. Murid yang jarang memakai
komputer di kelas atau pekerja yang menghindari pekerjaan yang berhubungan
dengan komputer mungkin merupakan tanda-tanda dari computerphobia.
Berbeda halnya dengan computerphobia,
internet self-efficacy adalah mereka yang sudah merasa mantap
menggunakan teknologi yang ada dan lebih banyak berinteraksi dengan komputer
dalam penyelsaian pekerjaannya.
o Ketagihan (Addicted)
Media komputer memiliki kualitas
interaksi yang mampu merespon tiap gerak penggunanya. Kadang kala,
komputer mampu mewujudkan apa yang menjadi harapan penggunanya, namun kadang
tidak, hasilnya pun bervariasi pada tiap pengguna.
Kemampuan ini yang akhirnya menuntut
kita untuk “datang lagi” dan merasakan hal yang berbeda - prinsip ketagihan
yang sama seperti pada judi.
Yang menjadi bahan diskusi di antara
para orang tua adalah anak-anak mereka yang kecanduan untuk terus bermain di
depan layar komputer tanpa henti. Brenner dalam bukunya mengatakan bahwa heavy
internet user menunjukkan gejala-gejala yang mengarah pada ketagihan,
antara lain kecanduan dan menarik diri dari lingkungan sosial.
Hal yang sama juga terjadi
pada orang dewasa. Bahkan yang lebih parah, mereka merelakan sejumlah uang yang
keluar untuk bermain game di komputer atau di internet. Mereka rela
menghabiskan uang untuk gambling, fantasy sport league, dan permainan
virtual lainnya.
Menurut seorang psikolog, Sherry
Turkle, kekuatan komputer bukan datang dari hal-hal di luarnya/eksternal
layaknya pada obat-obatan, tapi dari apa yang ada pada orang-orang yang
menggunakan, dari apa yang mereka pelajari tentang ketergila-gilaan mereka pada
komputer.
Suatu hal yang menarik adalah
kemampuan komputer untuk mendorong / memprovokasi pencerminan diri penggunanya
serta memperluas pikiran ke dalam dunia maya yang seakan-akan sesuai dengan
kebutuhan penggunanya. Dalam hal ini, kebiasaan pengguna komputer disamakan
dengan kemampuan mereka untuk mengontrol dunia di dalam komputer, mereka
merasakan hubungan yang sangat erat dan keterkaitan dengan komputer.
Orang-orang ini juga ingin mengekspresikan diri mereka melalui komputer dan
menciptakan gaya sesuai dengan kepribadian masing-masing.
Tumbuh kembang internet di dunia di
dukung oleh beberapa faktor, hal pertama adalah karena karena internet
menyediakan layanan yang familiar dan bersifat memudahkan penggunanya. Selain
itu, pertimbangan waktu yang digunakan untuk mencari informasi lewat internet
dari berbagai belahan bumi lebih efisien daripada jika kita mencari informasi
lewat media cetak atau media lainnya. Lewat internet kita bisa mencari data
dalam berbagai bentuk, mulai dari sekedar tulisan, sampai video klip yang
bergerak.
Bagaimanapun, perkembangan media
informasi memiliki dua sisi yang mutlak ada, yakni segi positif dan negatif. Di
atas, para psikolog menguraikan dampak-dampak negatif yang diusung oleh media
baru. Di sisi lain, media baru membuka mata negara-negara berkembang untuk
memandang ekonomi global dari sebuah alat bernama komputer.
Internet juga memiliki peran dalam
bidang ekonomi, hal ini terlihat dari adanya e-commerce atau e-business.
Internet berperan sebagai infrastruktur yang membantu transaksi perdagangan
dari penjual pada pembeli. Internet juga bisa disebut sebagai pasar belanja
terbesar dengan jaringan informasi dan komunikasi terluas.
II. Kemajuan IPTEK Bagi Adab dan
Peradaban Manusia
Dari zaman ke zaman, perubahan yang
terjadi di dunia ini amatlah sangat pesat, apalagi dari segi Ilmu pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK). Bila kita ingat zaman dahulu, banyak para ilmuwan
menemukan berbagai hasil percobaannya, dan kemudian diluncurkan lalu dipakai
untuk kebutuhan sehari-hari, seperti adanya ilmu fisika, ilmu matematika, ilmu
kimia, ilmu biologi, juga ilmu sosial. Semua ilmu itupun masih diterapkan
hingga saat ini oleh kita semua.
Tak dapat kita bayangkan apabila
para ilmuwan tidak menemukan berbagai penemuan luar biasa untuk peradaban
manusia, kita bahkan mungkin tak dapat untuk bertahan hidup, karena kita akui
bahwa kita sangatlah butuh akan keberadaan ilmu pengetahuan dunia untuk
menjalankan kehidupan di dunia fana ini.
Namun, di balik semua itu kita
patut, wajib, dan haruslah untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
keagungan-Nya lah ilmu pengetahuan itu dapat kita rasakan dan manfaatkan selama
kita hidup. Setelah itu, kita patut untuk menjaga dan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan tersebut sampai saat nanti untuk masa depan dan peradaban manusia.
IPTEK di satu sisi sungguh sangat
membantu kita selaku manusia dalam mengerjakan berbagai hal dalam kehidupan
sehari-hari, seperti:
1.
Mengetik laporan kerja dengan komputer
2.
Menelepon orang lain dengan handphone
3.
Mendengarkan musik dengan mp3 player
4.
Mengetahui berita dengan televisi
5.
Mengetahui waktu dengan jam
6.
Bepergian ke manapun dengan sepeda motor, mobil, dan kendaraan lainnya
7.
Mendinginkan ruangan dengan ac
8.
Dan masih banyak lagi contohnya
Bahkan saat ini telah diciptakan
robot menyerupai manusia yang bertujuan untuk menggantikan manusia dalam
mengerjakan tugas sehari-sehari. Kita jadi sangat tertolong dengan adanya
teknologi yang kian lama kian maju.
Namun, di sisi lainnya, kita jadi
dimanjakan oleh teknologi. Manusia jadi malas, bahkan sangat tergantung oleh
teknologi yang membantu mengerjakan pekerjaan sehari-hari kita selaku manusia.
Jadinya, manusia tidak ada usaha sekuat tenaga untuk mengerjakan pekerjaannya
dengan tangan sendiri. Padahal sungguh bangganya kita bila suatu pekerjaan
dapat dilakukan dan diusahakan sendiri.
Kemajuan IPTEK menunjukkan kemampuan
intelektual (intelligence) manusia juga berkembang. Jadi teknologi selalu
membutuhkan manusia supaya dapat diciptakan untuk peradaban manusia. Tetapi
manusia tidak sepenuhnya selalu membutuhkan adanya teknologi untuk
kehidupannya, karena manusia memiliki intelektual, sedangkan teknologi tidak
memiliki intelektual.
Nana Syaodih S. (1997: 67)
menyatakan bahwa sebenarnya sejak dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah
menggunakan teknologi. Kalau manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan
batu atau memetik buah dengan galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan
teknologi, yaitu teknologi sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin
mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta
pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli
lain, Kast & Rosenweig menyatakan Technology is the art of utilizing
scientific knowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih
jelas dan lengkap tentang definisi teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca
indera, dan otak manusia.
Dari beberapa pengertian di atas
nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya,
bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada
ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Seseorang menggunakan teknologi,
karena menusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin
hidup lebih baik, lebih mudah, lebih aman, dan lebih-lebih yang lain.
Perkembangan teknologi terjadi bila
seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang
dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi “dunia”
terhadap pengembangan teknologi. Menurut B.J. Habiebie (1983: 14) ada delapan
wahana transformasi yang menjadi prioritas pengembangan teknologi, terutama
teknologi industri, yaitu : (1) pesawat terbang, (2) maritim dan perkapalan,
(3) alat transportasi, (4) elektronika dan komunikasi, (5) energi, (6) rekayasa
, (7) alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan (8) pertahanan dan keamanan.
Pada satu sisi, perkembangan dunia
iptek yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat luar biasa
bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya
menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh
perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan
tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas
komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam
berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang
telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan
banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Namun, pada sisi
lain, pesatnya kemajuan iptek ternyata juga cukup banyak membawa pengaruh
negatif. Semakin kuatnya gejala “dehumanisasi”, tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan
dewasa ini, merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan iptek tersebut.
Bahkan, sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu
dapat melahirkan kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus
atau makhluk teomorfis.
Bagi masyarakat sekarang, iptek
sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari
permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator
yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini
akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas.
Sumbangan iptek terhadap peradaban
dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa
pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan
kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering
manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan
umat manusia.
Perbudakan dan penjajahan di North
America, Asia dan Afrika hanya memungkinkan melalui dukungan iptek.
Perkembangan iptek di Eropa Barat membuahkan revolusi industri yang menindas
kelas pekerja dan yang melahirkan komunisme. Produksi weapons of mass
destruction, baik kimia, biologi ataupun nuklir tentu saja tidak
bisa dipisahkan dari iptek; belum lagi menyebut
kerusakan ekosistem alam akibat dari kemajuan iptek.
Kalaupun iptek mampu mengungkap
semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan
kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang
manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus
mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral
kemanusiaan,oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran
ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Dari segala dampak terburuk dari
perkembangan iptek adalah dampak terhadap perilaku dari manusia penciptanya.
Iptek telah membuat sang penciptanya dihinggapi sikap over confidence
dan superioritas tidak saja terhadap alam lingkungan melainkan pula terhadap
sesamanya. Eksploitasi terhadap alam dan dominasi pihak yang kuat (negara
Barat) terhadap pihak yang lemah (negara dunia ketiga) merupakan ciri yang
melekat sejak lahirnya revolusi industri.
III. Pertumbuhan dan Perkembangan
Demografi Terhadap Adab dan Peradaban Manusia
Johan Sussmilch (1762): “Demografi
mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan pada umat
manusia yang terlihat pada kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.”
Achille Guillard (1855): “Demografi
sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia
yang dapat diukur yaitu meliputi perubahan secara umum, fisik, peradaban,
intelektualitas, dan kondisi moral.”
David V. Glass (1953): “Demografi
terbatas pada studi penduduk sebagai akibat pengaruh dari proses demografi,
yaitu: fertilitas, mortalitas, dan migrasi.”
UN (1958); IUSSP (1982): “Demografi
adalah studi ilmiah mengenai masalah penduduk yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, serta pertumbuhannya. Masalah demografi lebih ditekankan pada segi
kuantitatif dari berbagaifaktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu:
fertilitas, mortalitas dan migrasi.”
Donald J. Bogue (1973): “Demografi
adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi
dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang perubahan masa
melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.”
Bapak demografi: John Graunt
menganalisis data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari catatan kematian
(bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas gereja-gereja.
John Graunt mencetuskan hukum-hukum tentang pertumbuhan penduduk.
Demografi (Kependudukan) adalah ilmu
yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran,
struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah
setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis
kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu
yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau
etnisitas tertentu.
Problematik demiografi dalam
meningkatkan kesejahteraan sudah berada di wilayah terapan ilmu demografi.
Pertanyaan mendasarnya adalah upaya mencari keseimbangan struktur penduduk di
wilayah tertentu pada periode tertentu dan kesejahteraan optimal yang dapat
dicapai.
Contoh kasus, pemerintah RRC
melarang pasangan suami isteri memiliki lebih dari satu anak sejak akhir
1970-an (1978 atau 1979). Alasannya untuk mengurangi angka pertumbuhan penduduk
sehingga beban sosial ekonomi berkurang. Implikasi kebijakan ini sangat banyak,
antara lain budaya Cina yang menginginkan anak laki-laki tidak jarang memicu
aborsi ketika bayi dalam kandungan diketahui berkelamin perempuan. Cina
berhasil mencegah kelahiran 400 juta bayi selama 1978-2008, 30 tahun. Namun,
bersamaan dengan peningkatan keseejahteraan Cina, akan sering terjadi beban
sepasang suami-isteri adalah empat orang tua yang panjang umur dan satu anak
hasil perkawinan.
Kasus Indonesia, sejak reformasi
1998, intensitas program Keluarga Berencana tampak menurun. (Coba perhatikan
semakin banyak pasangan suami-isteri di sekeliling kita memiliki lebih dari dua
anak antara 1998-2008). Belakangan Kepala BKKBN mengingatkan akan terjadi
ledakan jumlah penduduk dan segala implikasinya di Indonesia jika program KB
ditinggalkan. Kampanye KB pun dimulai lagi, namun belum seintensif di masa
Presiden Soeharto.
Sejak tumbangnya Orde Baru,
perkembangan masyarakat di Indonesia ditandai oleh perbedaan pendapat yang
akhir-akhir ini menjurus kepada ketidakserasian bangsa. Dampak dari rasa muak
terhadap friksi yang tidak berkesudahan, mulai muncul di kalangan awam kerinduan
atas keadaan masa lalu yang dianggap relatif stabil, aman, dan mudah mencari
makan.
Konflik yang berkepanjangan tidak
perlu terjadi apabila kekuatan politik yang ada memahami keadaan dan
perkembangan struktur demografi Indonesia. Secara demografis, konflik di
Indonesia sebenarnya dapat dijelaskan dari sisi perbedaan antargenerasi
(inter-generational gap). Struktur penduduk sebenarnya menggambarkan pengalaman
anggota masyarakat di mana setiap orang yang ada di dalamnya telah melalui
siklus kehidupan, dari sejak lahir, bayi, anak, akil balik, dewasa, tua dan
akhirnya mati. Perjalanan kehidupan setiap orang dengan latar belakang yang
mempengaruhi tata kehidupannya ini akan membentuk sikap, pandangan dan
perilaku.
Dinamika penduduk akan melahirkan push
and pull theory, yaitu Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang
dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi. Laju pertumbuhan
penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah. Perubahan jumlah
penduduk ini disebut sebaagi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah
bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara dalam
kurun waktu tertentu. Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih
termasuk tinggi.
Idealnya, struktur penduduk
membentuk urutan generasi yang teratur. Kenyataannya, keberhasilan usaha
menurunkan kelahiran dan kematian selama ini telah membentuk struktur penduduk
Indonesia di mana generasi yang dilahirkan tahun-tahun 1980-an dan 1990-an
jatuh berhimpitan di antara generasi-generasi yang dilahirkan di tahun-tahun
sebelumnya.
Generasi 1920-1930
Akibat dari perkembangan status
ekonomi dan teknologi kesehatan yang lebih baik menyebabkan generasi kelompok
lanjut usia (generasi 1920-30) masih signifikan dalam struktur penduduk Indonesia.
Keberadaan mereka dalam masyarakat mulai mendorong permintaan pada sarana dan
pelayanan geriatri. Mereka adalah kelompok yang mampu melalui Perang Dunia II
dan depresi ekonomi di tahun 30-an dan perlu diperhitungkan keberadaan mereka.
Latar belakang kehidupan mereka membentuk kepribadian konservatif, dan hemat.
Oleh karena mereka merasa ikut menanamkan dasar kebangsaan di masa remaja,
mereka mengharapkan generasi selanjutnya menjadi kuat, loyal, hemat, dan
mempertahankan kekerabatan dalam arti luas. Penolakan terhadap pandangan
generasi ini dianggap sebagai penolakan dari generasi muda dalam melestarikan
tata nilai moral.
Generasi 1940-1950
Generasi ini dilatarbelakangi oleh
kehidupan yang serba kurang akibat lemahnya ekonomi Indonesia. Latar belakang
keras dengan suasana perang kemerdekaan dan pemberontakan membentuk sikap dan
kepribadian yang hampir sama dengan generasi sebelumnya yaitu sederhana dan
kerja keras. Mereka mendambakan kehidupan yang aman, nyaman dan damai.
Kecenderungan dari elite generasi ini adalah pekerja keras untuk menghadapi
persaingan akibat dari mobilitas sosial yang dibuka untuk semua warga. Memasuki
usia tua, mereka cenderung membentuk kepribadian yang konservatif.
Generasi 1960-1970
Generasi dewasa muda mengalami masa
pertumbuhan di saat kondisi perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan
ekonomi yang tumbuh cepat. Pengaruh dari keadaan yang penuh dengan kemudahan
menyebabkan terbentuknya kepribadian kurang peka dengan lingkungan mereka.
Secara umum, tata nilai generasi ini bermuara pada diri mereka sendiri sebagai
pusat keberhasilan. Ambisius. Mereka yang kurang peka dengan pentingnya
keluarga besar (extended family). Mereka tidak bersedia kehilangan
kenyamanan yang mereka peroleh pada waktu mereka tumbuh dalam keluarga. Sukses
ditandai oleh gaya hidup kosmopolitan. Elite dari generasi ini menghasilkan
sub-kultur yuppies dengan pola pengeluaran boros. Krisis yang berkepanjangan
dapat menumbuhkan perasaan pahit terhadap mereka yang menyebabkannya
kesejahteraan mereka terganggu. Jumlah mereka secara absolut sangat besar
dan dapat membentuk kekuatan politik yang perlu dipertimbangkan. Ketidakpekaan
pada kepentingan mereka dapat mengganggu efektivitas kerja pemimpin di masa
mendatang.
Generasi 1980-1990
Anggota yang paling muda dalam masyarakat
Indonesia tidak membentuk kesamaan pandangan. Generasi 1980 tumbuh dalam masa
yang terbaik dalam kemakmuran ekonomi. Pengaruh dari orang tua mereka pada
pekerjaan yang semakin kompetitif mendorong permintaan pada sarana pendidikan
yang lebih baik agar mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Sebagai anak
muda, mereka penuh dengan idealisme dan aktif. Seperti yang lainnya, mereka
adalah kelompok yang dapat dikatakan radikal daripada generasi yang di atasnya.
Namun, dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan, hal ini dapat mengubah
kepribadian yang liberal menjadi ultra-konservatif di saat mereka memasuki ke
usia lanjut usia.
Bab III PENUTUP
A.Kesimpulan
Kemajuan teknologi adalah sesuatu
yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi
akan berjalan sesuai ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi memang sangat
diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyatakat sudah
menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan
dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri
kenyataan bahwa teknologi mendatangkan efek negatif bagi manusia.
B.Saran
Agar
bisa mengatasi permasalahan dari efek negatif dari peradaban kemajuan teknologi
bagi manusia sebaiknya sebagai manusia mempunyai Intelgensi dan Qalbu, agar
bisa medapatkan hal teserbut harus banyak generasi bangsa belajar dan
berpendidikan untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi serta
informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian
nilai-nilai dan moral bangsa Indonesia agar bisa Indonesia yang maju
melestarikan warisan budaya dan bangsa dan di pihak lain membangun kebudayaan
nasional yang modern.
Daftar
Pustaka
Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi
dan Perkembangan. Jakarta: Yayasan Idayu.
Anglin, Gary J. 1991. Instructional
Technology: Past, Present and Future.
Englewood: Libraries Unlimited.
Englewood: Libraries Unlimited.
Mirabito, M.A.M & Morgenstern,
B.L, New Communication Technology: Applications, Policy, and Impact, Fifth
Edition, UK: Local Press, 2004. hlmn. 231-246.
Straubhaar, Joseph & La Rose,
Robert. Media Now: Communications Media in the Information Age.
Wadsworth, 2004. Chapter 13.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan
Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sutjipto. 2005. Kurikulum
Pendidikan Teknologi suatu Kebutuhan yang Tidak Pernah Terlambat.
Jakarta: Kompas.
0 comments:
Post a Comment